Optimisme dan pesimisme adalah sikap-sikap yang mempengaruhi cara hidup kita. Pengaruh sikap yang kuat telah ditemukan oleh dokter di Amerika dalam sebuah percobaan di mana beberapa ribu pasien diberi placibos (sejenis obat).
Placibos tidak mempengaruhi apa pun terhadap organisme, karena terbuat dari air, zat warna, gula dan tepung. Tapi pengaruh subyektifnya cukup besar karena pasien percaya, karena sebelumnya diberi tahu, bahwa mereka akan mempunyai sikap yang lebih optimis yang disebabkan oleh efektivitas placibos.
Keefektivan ini terutama timbul bila dokter sendiri percaya bahwa mereka memberikan obat yang sebenarnya. Ini juga ditemukan sebagai hasil eksperimen di Amerika. Sangat yakin akan sifat yang menyembuhkan, dokter memberikan obat yang tidak efektif pada pasiennya.
Hasilnya : hampir 90 % pasien merasa perbaikan dan bahkan sembuh sesudah menemukan placibos ini. Optimis sangat dipengaruhi oleh sugesti.
Tapi suaatu sikap yang pesimis juga berpengaruh pada organisme. Ini terlihat oleh duatu kecelakaan yang luar biasa. Seorang pekerja kereta api secara kebetulan terkunci dalam kereta pendingin. Pekerja ini menyadari bahwa dia berada dalam kereta pendingin dan percaya bahwa dia akan mati kalau dia tidak segera keluar dari kereta pendingin itu.
Kereta itu dibuka sesudah 24 jam. Pekerja itu sudah mati dan dokter mengatakan kematian itu disebabkan oleh kedinginan. Pada saat yang sama diketahui bahwa alat pendingin itu tidak dihidupkan. Pekerja itu mati karena dia merrasa sangat yakin bahwa dia tak mungkin dapat hidup dalam suhu yang sangat dingin. Jadi dalam hal yang ekstrim keyakinan yang pesimis dapat mengakibatkan kematian. Banyak orang yang mendatangi ahli jiwa menderita karena pesimis mereka. Mereka mengira diri mereka tak beruntung dank arena anggapan inilah mereka jadi sakit dan tak beruntung.
Apa yang menjadi sebab sikap hidup yang optimis dan pesimis? Para ahli jiwa bependapat bahwa pesimisme dan optimisme bukanlah sifat bawaan, tapi didapatkan selama masa kanak – kanak. Sekali mereka mendapatkan kecenderungan ini dari orang tuanya, mereka akan sukar dalam tahun – tahun selanjutnya untuk berubah pada sikap hidup yang baru dan lebih memberikan harapan.
Optimisme dan pesimisme adalah kecenderungan manusia yang utama. Manusia sadar menghadapi masa depan yang belum diketahui. Akal tak dapat memberikan sesuatu pengetahuan yang pasti tentang masa depan, dia membangun pengharapan yang diharapkan atau penuh keraguan.
Pengaruh dari pengaharapan pokok ini pada seseorang sudah digambarkan dengan contoh yang ekstrim. Bahkan, dalam hidup sehari – hari optimisme mempunyai pengaruh. Pengaruhya sangat besar. Seseorang yang optimis mulai dari anggapan bahwa dia berhasil. Dn itulah sebabnya kenapa 85 %tindakannya berhasil.
Bagaimana cara menjalankan ini? Orang yang optimis secara tak sadar menggunakan kemampuan dan kekuatannya yang efektif. Sikapnya positif dan terbuka, sedangkan orang pesimis enggan, pneuh keraguan dan tak dapat menggunakan kemampuannya dengan berani dan bebas yang menyebabkan kegagalam itu sendiri.
SEPULUH PETUNJUK UNTUK MENGATASI PESIMISME
1. Kalau anda semakin mengharapkan kegagalan maka semakin besar kemungkinan anda ditimpa kegagalan sebagai akibat pengharapan anda yang negative. Oleh karena itu setiap saat selalulah berpikir positif. Pengharapan dan optimisme mengundang keberhasilan.
2. Cobalah mencari sesuatu yang positif walaupun dalam kegiatan yang tak menyenangkan. Dengan berbuat demikian anda akan meningkatkan apa yang hanya kelihatan sebagai kemungkinan kecil untuk berhasil, karena anda bertindak secara lebih optimis dan lebih dinamis.
3. Cobalah menerima kegagalan dengan rasa humor. Setiap orang yang mempunyai rasa humor sanggup dengan mudah mengatasi suatu kejadian yang negative, dan pesimisme timbul kalau kurang rasa humor.
4. Jangan memikirkan persoalan anda terlalu dalam. Jangan walaupun dalam khayalan anda, memperlihatkan hasil yang negative, tapi arahkan semua kekuatan anda pada tindakan yang berhasil.
5. Dalam situasi bagaimanapun juga cobalah mendapatkan sikap yang paling positif. Anda akan mendapatkan bahwa tidak lama anda akan mendapatkan sukses kecil di sana sini. Dan itu selanjutnya akan menghidupkan kepercayaan pada diri anda sendiri.
6. Jangan menggunakan pesimisme anda sebagai penyangga untuk melindungi anda dari kekecewaan yang mungkin terjadi. Ini adalah kelemahan yang harus anda perangi sampai habis.
7. Kalau anda gagal memecahkan persoalan jangan dihiraukan berapa banyak kesalahan anda, tapi carilah pecahan yang benar. Kesalahan mematahkan semangat dan mengakibatkan turunnya kepercayaan dalam memecahkan persoalan masa depan. Jika dalam sepuluh , yang salah lima buah maka anda akan mendapatkan lima pemecahan yang benar dan lima pemecahan yang salah.
8. Dalam waktu senggang cobalah anda menemui orang – orang yang optimis dan perhatikanlah tingkah laku mereka. Dengan memperlihatkan mereka anda akan mempelajari bagaimana menanamkan sikap yang optimis. Dan lebih – lebih lagi secara tidak disadari api optimisme akan menyala dalam diri anda.
9. Selalu ingat bahwa pesimisme bukanlah sifat bawan. Seperti kebanyakan sifat manusia lainnya, pesimisme dapat dikurangi dan dirubah menjadi satu sikap yang baru yang bernama optimisme.
10. Jika sikap optimis mengakibatkan sukses, maka berilah penghargaan pada kenyataan bahwa karena optimismeelah anda berhasil.
Artikel dari : Peter Lauster, “ Tes Kepribadian “, hal : 22-25
Tidak ada komentar:
Posting Komentar