Selasa, 26 November 2013

JIKA ISLAM ADALAH PILIHAN



JIKA ISLAM ADALAH PILIHAN

Menurut sebuah hadits, setiap manusia yang lahir di dunia itu fitrahnya adalah Islam. Kemudian, ia akan menjadi Nasrani atau Yahudi maka hal itu dikarenakan oleh kedua orang tuanya. Seperti hadits berikut.
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (Islam), kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi Yahudi atau Nasrani.” (HR. Bukhari Muslim)
Meskipun demikian, jika Allah menghendaki cahaya bagi seseorang, maka tidak ada satu pun makhluk di dunia ini yang dapat menghalanginya. Jika Allah menghendaki cahaya itu bagi seorang Yahudi atau Nasrani, maka tidak akan ada seorang pun yang dapat menghalanginya masuk Islam. Dan sungguh, benar-benar mulia dan indahnya diri seorang muallaf tersebut. Karena, kedudukan seseorang yang bertobat adalah jauh lebih tinggi dari seseorang yang selama hidupnya semenjak kecil selalu menjalankan ibadah, tetapi ia lalai dalam ibadah tersebut.
Namun, tentu tidaklah mudah bagi seorang muallaf dalam menjalani hidup barunya di dien yang indah ini. Kebanyakan mereka harus rela diusir dan dibuang dari keluarganya tercinta demi memeluk jalan yang terjal ini. Meskipun jalan tersebut begitu menyayat kaki hingga berdarah-darah pun, ia akan tetap melaluinya. Dan seorang muallaf adalah sebenar-benarnya muslim yang sadar tentang begitu benarnya Islam sebagai jalan terang, begitu benarnya Allah sebagai Illah, dan begitu benarnya Muhammad sebagai rasul Allah. Karena mereka telah mengetahui letak kesalahan agama terdahulunya, dan ia mengetahui benar letak kebenaran agama Islam sesungguhnya.
Sungguhlah kita patut untuk bersyukur. Karena kita telah terlahir di negeri yang aman sentosa, yang tanpa takut akan darah, panah, peluru, dan bom, serta debu-debu anyir di jalanan. Layaknya seorang muslim di Palestina, Prancis, Amerika, dan negara-negara minoritas muslim lainnya, yang setiap hari ia terancam pengucilan hingga kematian karena tetap mempertahankan imannya akan Allah dan Islam.
Namun, sungguhlah kita perlu malu. Mengapa malu? Karena Allah dengan panuh kasih sayang-Nya kepada kita, Ia tempatkan kita di negeri ini dengan tanpa susah payah. Tetapi, terkadang kita terlalu sering lupa, dan terlalu sering lalai akan kemurahan ini. Terlalu banyak orang di negeri ini, yang mereka mengucap salam dan mengatakan, “Aku Islam”, dengan mudahnya, tetapi hati mereka kosong,  tangan kaki mereka bosan bersujud, perut-perut mereka bergelembung, dan rumah-rumah mereka gemerlapan akan pesta. Seakan-akan pabila mereka bukan muslim pun itu tidak masalah bagi mereka. Seakan-akan Islam hanyalah simbol untuk menang, simbol untuk tenang, tetapi ia lupa hakekatnya, bahkan ia tidak mengenal Islam sebenarnya.
Seandainya Islam adalah pilihan, dan semua bayi yang terlahir di dunia ini mempunyai kesempatan untuk memilih agamanya, maka akankah engkau tetap memilih Islam sebagai agamamu?
Jika engkau menjawab, “Ya! Tentu saja!”, maka sebutkanlah padaku, apa itu Islam, apa itu Tuhan, apa itu utusan, apa itu iman, apa itu ihsan, dan apa itu Al-Quran?
Dan jika engkau mampu menjawabnya, dan engkau mendapat 100 hitam, maka akan kutanya lagi, mengapa kau masuk Islam, mengapa yakin Allah adalah Tuhan, mengapa yakin Muhammad adalah utusan, mengapa beriman, mengapa harus ihsan, dan mengapa ada Al-Quran?
Mungkin akan sedikit lama kau menjawab, tetapi meskipun dengan perlahan yang lama, engkau menjawabnya dengan limit benar, maka akan kutanya lagi, cintakah kau terhadap Islam, cintakah terhadap Allah sebagai Tuhan, cintakah terhadap Muhammad sang utusan, dan cintakah terhadap Al-Quran?
Dan kamu akan menjawab dengan lantangnya, “Ya! Tentu saja!”. Maka akan kulanjutkan lagi yang terakhir pertanyaan, bagaimana agar aku tahu bahwa itu semua benar? Mampukah engkau tunjukkan kepadaku meskipun itu secara sembunyi-sembunyi tentang refleksimu akan Islam?
Tidak perlu tegang. Ini hanyalah sebuah pertanyaan, dan kalaupun engkau tidak mampu menjawab, engkau tidak akan mati karenanya, kecuali Allah menghendakinya.
Wahai temanku, ketika kulayangkan semua pertanyaan itu kepadaku, sungguh, aku tak mampu menjawabnya dengan 100 benar. Aku terlahir sudah secara Islam, dalam keluarga Islam, dan dalam negara mayoritas Islam. Sungguh, mungkin engkau jauh lebih dahsyat daripada aku dalam hal iman dan pengetahuan. Dan sungguh, mungkin engkau jauh lebih tinggi derajatnya karena engkau memiliki cinta yang luar biasa kepada Illahnya semesta alam, dan engkau mampu menunjukkannya dalam keseharian.
Wahai temanku, akan kuberitahu padamu betapa malunya aku kepadamu, karena engkau mampu menjawab pertanyaan tersebut dengan benar meskipun secara tersendat-sendat. Dan tahukah engkau? Aku butuh waktu yang lama untuk mengumpulkan jawaban-jawaban itu dari berbagai kata kunci di Al-Quran digital dan hadits digital. Tetapi, jika engkau tanyakan padaku, “Lantas, akankah engkau juga memilih Islam?”
Akan kujawab dengan lantang juga sepertimu, “Ya! Aku pun akan memilih Islam! Dan semoga aku termasuk dalam golongan orang-orang yang terus bersujud kepada Allah hingga kelak tubuh ini tak mampu lagi ditekuk.”
Dan bila engkau bertanya,”Kemudian, mengapa engkau memilih Islam?”
Maka akan kujawab dengan panjang lebar.
Sungguh kawan, Islam adalah agama yang benar. Bahkan, meskipun demikian Allah tidak pernah memaksa hambanya dalam memasuki Islam, dan Rasulullah pun hanya diutus sebagai penyampai kabar gembira bagi orang yang bertakwa dan kabar pedih bagi orang yang ingkar saja.
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.” (Q.S Al-Baqoroh : 256)

 “Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), maka katakanlah: "Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku." Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi[190]: "Apakah kamu (mau) masuk Islam." Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.” ( Q.S Ali Imran : 20)
Namun, engkau pasti tahu bahwa risalah Islam adalah benar. Karena jalan yang terang itu mudah dilihat oleh siapa pun, meskipun itu di dalam kegelapan yang nyata dan jauh jaraknya. Namun, jalan itu tidak akan terlihat jika engkau sajalah yang menutup mata sendirian.
 “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (Q.S Al-Baqoroh : 208)
Katakanlah: "Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Quran itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)."
Wahai temanku yang mulia, sungguh indah iman dan Islam, tetapi bila kita belum mengenal benar tentu kita tak mampu merasakannya secara total. Oleh karena itulah marilah kita mengenal Islam secara benar, ma’rifatul Islam. Karena ada sebuah pepatah mengatakan, tak kenal maka tak cinta. Dan cinta adalah penggerak hidup yang paling berhasil nyata.
Janganlah hanya memeluk Islam karena ia diwariskan, tapi peluklah Islam karena ia jalan yang terang. Dan seberuntungnya manusia adalah ia yang selalu memperbaiki diri tanpa memandang berapa sisa waktu yang dimiliki, tetapi memandang apa yang belum ia ketahui. Dan sebaik-baik manusia adalah ia yang mengetahui dan kemudian menjalani.