Kamis, 12 Juli 2012

melihat kebahagiaan


Dunia ini kusam

Apa kau setuju denganku? Dunia ini kusam. Semua orang selalu meneriakkan kedamaian, persamaan hak, kesejahteraan bersama, dan segala kebaikan lainnya. Tapi aku pastikan bahwa semua itu tidak akan terwujud di dunia yang kusam ini. Tidak akan pernah. Karena, dunia ini adalah kusam.
Apa kau tahu mengapa dunia ini kusam?
Karena dunia ini tempat manusia, iblis, dan makhluk Tuhan lainnya.  Ini adalah tempat makhluk Tuhan, bukan tempat Tuhan berada. Karena itulah, dunia ini tidak akan pernah sejahtera. Karena makhluk Tuhan itu lemah, dan tidak akan bisa menjaga dunia yang raya ini.
Setiap orang berteriak kebebasan. Semua orang berteriak kedamaian. Tetapi untuk siapa itu? Apakah kebaikan untuk orang-orang yang tertindas? Ataukah untuk ketidaktahanan seseorang yang ditindas?
Apabila kau ditindas, disiksa, dan disakiti seperti mereka, pasti kau akan meneriakkan kebebasan dan persamaan hak juga. Tapi, apa kau melakukannya? Karena sekarang kau sedang duduk manis membaca Koran dan sesekali meminum teh hangat. Dalam Koran itu tertulis bahwa di suatu daerah telah terjadi peperangan dan jatuh banyak korban yang tak terselamatkan nyawanya. Lalu apa yang kau lakukan? Kau hanya berkata,”Oh kasihan sekali orang-orang itu. Mengapa mereka harus berperang? Dimana pemerintah saat ini?”, lalu kau akan membalik halaman selanjutnya, dan kau melonjak kegirangan karena Real Madrid menang. Apa itu kau?
 Tidak perlu cemas, karena semua manusia akan seperti itu. Karena itulah aku bilang dunia ini kusam. Segala perhatian manusia itu kusam. Hanya bayangan di depan yang lainnya.
Apa kau tidak mempercayaiku? Tidak perlu khawatir. Karena pasti ada yang akan menolak argument ini dan berkata,”Omong kosong apa ini? Kau hanya mengatakan dengan sudut pandangmu saja. Tidak semua orang seperti itu. Karena masih ada yang mau turun ke lapangan, memberi bantuan bagi orang – orang yang terkena bencana, berpanas-panasan membela hak saudara mereka yang ditindas di sana. Apa kau buta? Apa kau tidak punya televisi?!”
Ya, itu benar. Aku mengatakan ini dengan sudut pandangku sendiri, tapi aku punya televisi, dan aku tidak buta. Aku juga tahu banyak orang berduyun-duyun memberi bantuan pada korban bencana, dan aku juga tahu banyak pula mahasiswa yang berpanas-panasan berdemo meneriakkan kedamaian bersama, persamaan hak, dan kesejahteraan ekonomi. Tapi, apakah itu berhasil? Apakah itu berhasil mewujudkan kesejahteraan? Tidak. Itu hanya akan mengurangi penderitaan mereka, tidak kesejahteraan mereka, dan juga kesejahteraan padamu. Karena ini adalah dunia. Dan kau tidak akan menemukan kebahagiaan di dunia.
Karena itu, jangan pernah mencari kebahagiaan di dunia. Jika kau ingin kebahagiaan, carilah ia di tempatnya berada. Yaitu tempat di mana Tuhan berada. Di sanalah kebahagiaan. Hanya di sana.
Dan Tuhan memberikan banyak pintu di dunia ini. Pintu menuju tempat kebahagiaan itu berada. Dan apa kau tahu pintu apakah itu?
Pintu itu adalah senyuman anak-anak kumuh di jalanan, karena kau memberinya recehan, adalah tawa nenek-nenek lumpuh di panti jompo karena kau mengunjunginya dan memberinya lelucon amatiran, adalah tangisan ibumu yang sudah tua karena kau sudi memandikannya dan menyuapinya setiap hari, adalah kesakitan yang tak terelakkan ketika kau dicerca, difitnah, diabaikan, dan disiksa, kemudian kau menangis tersedak-sedak di malam hari, dan kau berkata,”Ya Allah, janganlah kau beri penderitaan ini kepada anakku jika ia besar nanti. Biarlah aku menangis di sini. Tapi kumohon, berikan aku senyuman suatu saat nanti ketika aku melihat wajahMu Ya Allah.”
Itulah pintu - pintu yang Tuhan letakkan di dunia. Pintu-pintu itu Ia letakkan di satu jalan yang berwarna terang. Dan kau hanya bisa mencapai pintu-pintu itu dengan satu jalan itu saja. Tidak ada jalan lain.
Jadi apakah kau masih mencari kebahagiaan di dunia? Jika begitu, maka bersiap-siaplah menuai kegagalan. Karena seperti kubilang, dunia itu kusam, dan dunia itu bukanlah tempat kebahagiaan berada.

By: Nem

Tidak ada komentar:

Posting Komentar